Kamis, 14 Agustus 2014

Pesona Banyuwangi



WISATA

Beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempromosikan pariwisata Alam unggulannya yang berada di tiga daerah yang diberi nama segitiga berlian atau Triangel Diamond. Segitiga Berlian terdiri atas:

●      Kawah Ijen di Area Taman Nasional Baluran, Licin

●      Sukomade di  Area Taman Nasional Meru Betiri, Pesanggaran

●      Plengkung di Area Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo

Triangle Diamonds adalah branding pada tiga destinasi wisata unggulan di Banyuwangi, Jawa Timur. 

Jika ditarik garis lurus yang menghubungkan ketiganya maka akan tergambar bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata alam ini memang pantas untuk dibanggakan, masing-masing mempunyai keunikan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kawah Ijen dengan kawah belerangnya yang misterius, pantai Plengkung dengan ombak dahsyat dan langka yang disukai para surfer mancanegara serta pantai Sukamade dengan penakaran penyunya yang atraktif, belum lagi tiga taman nasional yang mengelilinginya; Merubetiri, Alas Purwo dan Baluran serta kehidupan masyarakat Osing yang tinggal di dalamnya. Benar-benar paduan destinasi yang mengagumkan yang tidak dimiliki oleh kawasan manapun di dunia.

Beberapa wisata  alam yang ada di Banyuwangi mampu mempesona para wisatawan yang yang berkunjung, mulai dari pantainya, Air terjunnya, dan pegunungannya. Sebagai Duta Wisata Banyuwangi yang peduli akan daerahnya, Jebeng Thulik mendefinisikan beberapa Wisata Alam dari Banyuwangi yang mempesona diantaranya: 

Wisata pegunungan / Kawah



Wisata Pantai / Pulau di Banyuwangi



Selain beberapa Pantai ini, Banyuwangi masih memiliki beberapa Pantai yang tentunya memiliki keindahan yang menakjubkan.


Wisata Air Terjun di Banyuwangi

  • Air Terjun Lider, Kecamatan Songgon
  • Air Terjun Wonorejo, Kecamatan Kalibaru
  • Air Terjun Kalibendo, Kecamatan Licin
  • Air Terjun Selogiri, Kecamatan Kalipuro
  • Air Terjun Antogan, Kecamatan Kabat 


    TRADISI

    Gandrung
    Selain wisata, Banyuwangi juga memiliki seni musik tradisional khasnya yaitu seni musik Kendang Kempul. Para seniman musik kendang kempul Banyuwangi sangat produktif dalam menciptakan lagu. Hal ini terbukti dengan memadukan keindahan suara instrumennya berupa kendang, angklung, gamelan, kempling, seruling dan lainnya ini, musik kendang kempul yang dalam liriknya dinyanyikan dalam bahasa using dapat diterima dengan baik di kabupaten - kabupaten lain di sekitarnya termasuk diprovinsi Bali.
    Seperti seni tari dan musik khas banyuwangi yang selalu ditampilkan pada hari-hari besar, tradisi masyarakat juga tetap eksis dalam memperkaya budaya Banyuwangi. Dan tiap daerah tentu memiliki tradisi masyarakat yang secara turun - temurun diwariskan dan dipelihara dengan baik hingga saat ini. Adapun tradisi-tradisi masyarakat banyuwangi adalah :

    1. Ritual Adat Kebo – Keboan

    Adalah adat yang sangat menarik, karena di sepanjang jalan utama desa yang mengadakan ritual ini dihiasi dengan buah – buahan, umbi – umbian, kacang – kacangan. Ritual adat yang bertujuan untuk mendapat keselamatan, kesehatan dan kesuburan ini secara rutin dilakukan oleh warga desa Alas Malang, kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Prosesi acara dimulai dengan selamatan atau doa bersama di pagi hari yang dipimpin oleh seorang kyai, dengan kue – kue, buah – buahan, berbagai jenis makanan dan nasi tumpeng sebagai sesajen yang nantinya akan dibagikan pada seluruh warga dan tamu yang datang. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan upacara Idher Bumi, yaitu upacara mengelilingi desa. Dalam acara Idher Bumi, ritual kebo – keboan diawali dengan visualisasi Dewi Sri ( dewi padi ) yang ditandu ramai – ramai oleh sekelompok laki – laki yang bertubuh kekar yang memakai kostum dan bertingkah laku seperti kerbau ( kebo ), yang digiring oleh para petani sambil membawa hasil panen. Kemudian ritual dilanjutkan dengan posesi membajak sawah dan menanam benih padi. Para kerbau manusia yang seolah kesurupan mengejar siapa saja yang hendak mengambil benih padi yang dipercaya membawa rejeki dan sebagai tolak balak ( penangkal bahaya ).
    2. Pethik Laut
    Merupakan ritual adat yang dilakukan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus sebagai ritual untuk menghormati mahluk lain yang dipercaya tinggal di dasar laut. Ritual yang selalu dilangsungkan oleh masyarakat nelayan di seluruh wilayah pantai Banyuwangi ini dilaksanakan setiap 1 Suro karena dianggap sakral. Inti dari ritual pethik laut ini adalah melarungkan sesaji berupa makanan dan buah – buahan, emas dan kepala kebau atau kambing yang diletakkan di atas perahu kecil, dengan ratusan perahu nelayan yang dihiasi dengan umbul – umbul mengantar sesaji tersebut hingga ke tengah laut. Ritual pethik laut dilaksanakan di setiap pantai – pantai nelayan seperti di Muncar, Grajagan, Blimbingsari, Pancer dll.
    3. Seblang
    Merupakan upacara bersih desa yang diwujudkan dengan pementasan tari sakral Seblang. Upacara ini dilaksanakan pada malam hari diawali dengan acara selamatan yang digelar pada malam sebalumnya. Tari sakral Seblang ditarikan oleh seorang wanita yang menari dalam keadaan tidak sadar dan diiringi dengan beberapa gendhing atau lagu yang dimainkan tanpa henti. Di dlaam ritual Seblang juga terdapat acara idher bumi yang diakhiri dengan tradisi menjual bunga oleh penari Seblang. Para warga berebutan membeli bunga – bunga ini karena dipercaya membawa berkah.
    4. Tiban
    Merupakan ritual yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meminta turunnya hujan kepada Tuhan YME. karena kemarau yang berkepanjangan. Ritual ini dilakukan oleh sekelompok laki – laki dengan menari – nari secara tidak sadar saling mencambuk satu sama lain di tengah lapangan.
  • SUMBER

      MAKANAN KHAS BANYUWANGI 
    1. Kue Bagiak
    Merupakan oleh-oleh khas Banyuwangi yang berbentuk kue kering dan berbahan dasar tepung sagu. Kue bagiak khas Banyuwangi ini rasanya tidak sekeras bagiak dari Maluku, malah lebih mirip kue semprit dengan aroma rempah keningar. Komposisi yang disebutkan adalah tapioka, gula, dll. Tersedia dalam 4 macam rasa : keningar, jahe, kacang, susu.

     
    2. Sego Cawuk / Sego Jangan


    Makanan ini adalah makanan khas lainnya dari Banyuwangi. Nasi dengan sayur yang terbuat dari kelapa diparut dengan sambal/gecok, konon ini adalah menu favorit Syekh Siti Jenar. Nasi ini cocok digunakan untuk menu sarapan.
    3. Sale Pisang
    Sale pisang merupakan makanan / jajanan khas Banyuwangi. Ada dua macam sale pisang, yaitu sale pisang goreng tepung dan molen sale pisang. Sale pisan adalah makanan hasil olahan dari buah pisang yang disisir tipis kemudian dijemur hingga kering. Sale pisang di produksi di Kelurahan Klatak (Kalipuro), Lateng, Singonegaran, Kebalenan, Penganjuran, Mojopanggung, Kecamatan Glagah, Songgon, Sukonatar,Bangorejo, Buluagung, Siliragung, dan lain sebagainya.
    4. Rujak Bakso
    Sama halnya seperti rujak soto, makanan ini merupakan campuran antara rujak cingur dengan bakso. Rujak disajikan terlebih dahulu lalu disiram denga kuah bakso.


    5. Rujak Soto
    Adalah salah satu makanan khas Banyuwangi. Rujaknya seperti rujak Jawa Timur-an umumnya, yaitu irisan lontong dibubuhi kangkung, tauge, ketimun, tahu, dan tempe, dibubuhi sambal petis dengan kacang tanah dan gula merah. Seperti rujak Jawa Timur umumnya, sambalnya memakai pisang kluthuk batu yang diuleg bersama bumbu-bumbu lainnya. Rujak segar itu kemudian diguyur dengan kuah soto babat yang encer dan berwarna kuning.
    6. Nasi Tempong
    Pedas, adalah ciri khas menu masakan Banyuwangi ini. Nasi ini semacam dengan nasi lalapan yang khas dari kota Banyuwangi. Bedanya, terletak di sambalnya yang terasa sangat pedas. Kenapa dinamakan Sego Tempong (tempeleng)? karena setelah makan sego tempong rasanya seperti ditempeleng karena pedas. Bagi anda pecinta masakan pedas, anda harus mencoba makanan yang satu ini.


      SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar